Psikologi Kognitif
-
Robi Maulana - 14 Mar, 2023
Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari persepsi manusia dan cara proses kognitif beroperasi untuk menghasilkan respons. Proses kognitif ini mencakup berbagai aktivitas seperti persepsi, pengenalan, ingatan, imajinasi, konseptualisasi, penilaian, penalaran, dan pengolahan informasi untuk perencanaan, pemecahan masalah, serta aplikasi lainnya. Beberapa psikolog kognitif mempelajari bagaimana operasi kognitif internal dapat mengubah simbol dari dunia luar, sementara yang lain meneliti interaksi antara genetika dan lingkungan dalam menentukan perkembangan kognitif dan kemampuan individu. Psikolog kognitif lainnya mungkin fokus pada bagaimana pikiran mendeteksi, memilih, mengenali, dan merepresentasikan secara verbal fitur dari stimulus tertentu.
Studi tentang kognisi manusia sangat menantang karena kompleksitas kerja pikiran dalam memproses informasi yang simultan dan terkadang bertentangan dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui stimulus internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang mungkin merasakan lapar, panas matahari, dan sensasi gerakan tubuh saat berjalan sambil berbicara, mendengarkan teman, dan mengingat pengalaman masa lalu. Meskipun perhatian terhadap beberapa rangsangan ini adalah fenomena umum, pemrosesan kognitif yang kompleks jelas diperlukan untuk melakukannya.
Pada awalnya sebagai disiplin pada abad ke-19, psikologi berfokus pada proses mental. Namun, metode strukturalis yang dominan saat itu, yang menganalisis kesadaran secara introspektif dengan memecahnya menjadi sensasi, citra, dan keadaan afektif, kehilangan popularitas pada awal abad ke-20 dan digantikan oleh pendekatan behaviorisme, yang menggantikan spekulasi tentang proses internal dengan studi fenomena eksternal yang dapat diamati. Meskipun studi penting tentang proses mental terus berkembang—termasuk karya Sekolah Würzburg, psikolog Gestalt, teori medan Kurt Lewin, dan teori perkembangan kognitif Jean Piaget pada anak-anak—fokus behaviorisme tetap dominan di Amerika Serikat hingga pertengahan abad ke-20.
Sejak tahun 1950-an, pendekatan kognitif telah mengambil tempat sentral dalam penelitian dan teori psikologi. Salah satu pelopornya adalah Jerome Bruner, yang bersama koleganya Leo Postman, melakukan penelitian penting tentang bagaimana kebutuhan, motivasi, dan ekspektasi (atau “set mental”) mempengaruhi persepsi. Karya Bruner memunculkan minat pada perkembangan kognitif anak-anak dan isu terkait dalam pendidikan, yang kemudian mengembangkan teori pertumbuhan kognitif. Teori-teorinya, yang mendekati perkembangan dari sudut yang berbeda—dan sebagian besar melengkapi—teori-teori Piaget, berfokus pada faktor lingkungan dan pengalaman yang memengaruhi pola perkembangan spesifik setiap individu.
Pada tahun 1957, Leon Festinger memperkenalkan teori klasik tentang cognitive dissonance, yang menggambarkan bagaimana orang mengelola kognisi yang bertentangan tentang diri mereka sendiri, perilaku mereka, atau lingkungan mereka. Festinger berpendapat bahwa konflik di antara kognisi semacam itu (yang disebutnya disonansi) akan membuat orang merasa tidak nyaman sehingga mereka mengubah salah satu keyakinan yang bertentangan tersebut agar sesuai dengan keyakinan lainnya.
Kemunculan ilmu komputer dan sibernetika telah menjadi pusat kemajuan dalam psikologi kognitif modern, termasuk simulasi komputer dari proses kognitif untuk tujuan penelitian dan penciptaan model pemrosesan informasi. Herbert Simon dan Allen Newell menciptakan simulasi komputer pertama dari pemikiran manusia, yang disebut Logic Theorist, di Universitas Carnegie-Mellon pada tahun 1956, diikuti oleh General Problem Solver (GPS) pada tahun berikutnya. Meski terdapat skeptisisme bahwa “pemikiran” yang dihasilkan komputer akan pernah menyamai kognisi manusia, studi tentang kecerdasan buatan telah membantu para ilmuwan memahami lebih banyak tentang pikiran manusia.
Pada awalnya, studi tentang proses kognitif adalah spesifik untuk psikologi kognitif.
Namun, seiring dengan semakin banyaknya informasi yang dihasilkan dari penelitian ini, penerapan proses-proses ini mulai diambil dan diterapkan di banyak subbidang psikologi lainnya, seperti psikologi abnormal dan perkembangan. Saat ini, istilah “perspektif kognitif” atau “pendekatan kognitif” diterapkan dalam arti yang lebih luas di berbagai bidang psikologi.
Referensi Mengenai Psikologi Kognitif
- Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. Evanston, IL: Row, Peterson.
- Miller, G. A., Galanter, E., & Pribram, K. H. (1960). Plans and the Structure of Behavior. New York: Henry Holt and Co.
- Bruner, J. S. (1966). Toward a Theory of Instruction. Cambridge, MA: Belknap Press.
- Chomsky, N. (1957). Syntactic Structures. The Hague: Mouton.
- Piaget, J. (1952). The Origins of Intelligence in Children. New York: International Universities Press.
- Newell, A., & Simon, H. A. (1972). Human Problem Solving. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
- Gardner, H. (1985). The Mind’s New Science: A History of the Cognitive Revolution. New York: Basic Books.
- Broadbent, D. E. (1958). Perception and Communication. London: Pergamon Press.
- Festinger, L. (1980). Retrospections on Social Psychology. New York: Oxford University Press.
- Witkin, H. A., & Goodenough, D. R. (1981). Cognitive Styles: Essence and Origins. New York: International Universities Press.